widgeo.net

Selasa, 12 November 2013

Fakta Unik Es Krim dan Kandungannya


 Teman - teman pasti suka makan es krim, bukan? Hmmm.. rasanya sungguh manis.. Namun pernahkah teman-teman berpikir apa saja kandungan di dalam es krim dan fakta unik lainnya tentang ice cream???
Saya akan jelasin sama teman-teman :) :)
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak.
       Bahan utama dari es krim adalah lemak (susu), gula, padatan non-lemak dari susu (termasuk laktosa) dan air. Sebagai tambahan, pada produk komersil diberi emulsifier, stabiliser, pewarna, dan perasa. Sebagai emulsifier biasanya digunakan lesitin, gliserol monostearat atau yang lainnya. Emulsifier ini berguna untuk membangun distribusi struktur lemak dan udara yang menentukan dalam membentuk sifat rasa/tekstur halus dan pelelehan yang baik. Untuk stabilisernya bisa digunakan polisakarida dan ini berfungsi sebagai penambah viskositas. Sedangkan pewarna dan perasa bisanya bervariasi tergantung pada selera pasar. Jika ingin diberi rasa strawberry tentunya diberi perasa strawberry dan pewarna merah. Ingat, pewarna yang diberikan tentunya harus pewarna makanan bukan pewarna
tekstil
       Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan dalam waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup rendah untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama udara dimasukkan dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini adalah pembentukan buih yang stabil melalui destabilisasi parsial dari emulsi. Pengocokan tanpa pendinginan tidak akan memberikan buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit produknya akan tampak basah, keras dan sangat dingin. Sedang jika buihnya terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada es krim harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, es krimnya akan meleleh dengan cepat. Sedang jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya akan terlalu stabil dan akan meninggalkan suatu ‘head’ ketika meleleh.

 Es krim mempunyai struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan juga emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena adanya kerangka dari kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi didalam larutan makromolekular berair yang telah diberi gula. Peranan emulsifier (misalnya: gliserol monostearat komersial) adalah untuk membantu stabilisasi terkontrol dari emulsi didalam freezer. Perubahan-perubahan polimorfis lemak pada es krim selama penyimpanan menyebabkan perubahan bentuk pada globula awalnya, yang berkombinasi dengan film protein yang agak lepas, menyebabkan terjadinya penggumpalan di dalam freezer. Stabilisasi gelembung-gelembung udara pada es krim juga terjadi karena adanya kristal-kristal es dan fasa cair yang sangat kental. Stabiliser polisakarida (misalnya: carrageenan) menaikkan kekentalan fasa cair, seperti juga gula pada padatan non-lemak dari susu. Stabiliser-stabiliser ini juga dikatakan dapat memperlambatan pertumbuhan kristal-kristal es selama penyimpanan. Hal ini karena jika kristal-kristal esnya terlalu besar maka akan terasa keras di mulut

Proses Pembuatan Es Krim
Es krim sebenarnya tak lain adalah busa, atau gas yang terdispersi dalam cairan. Es krim terlihat padat namun jika diamati di bawah mikroskop, es krim tampak terbentuk dari empat komponen, yaitu padatan globula lemak susu, udara (ukurannya tidak lebih dari 0,1 mm), kristal-kristal es, dan air yang melarutkan gula, garam, dan protein susu. Secara sederhana, es krim dibuat dengan cara mencampurkan bahan-bahan dan mendinginkannya. Garam digunakan untuk membuat es tetap beku. Kemudian, adonan tersebut harus diguncang-guncang, dikocok atau diaduk. Pengadukan ini berpengaruh dalam pembuatan es krim agar teksturnya baik. Pengadukan tersebut akan membuat krim naik ke permukaan. Untuk mencegahnya, ditambahkan emulsifier. Salah satu contoh emulsifier sederhana adalah kuning telur. Karena itulah kuning telur sering menjadi bahan dalam membuat es krim.
Ada sebuah peristiwa unik berkaitan dengan proses pembuatan es krim secara sederhana ini. Pada saat Perang Dunia II, pilot angkatan udara mengamati bahwa wadah meriam memiliki suhu dan tingkat getaran yang cocok untuk menghasilkan es krim.  Para penerbang yang berbasis di Inggris itu lalu menempatkan adonan es krim dalam kaleng besar, dan menyimpannya in the tail gunner’s cockpit of B-29s. Dinginnya udara karena terbang tinggi dan getaran pesawat menciptakan es krim ‘matang’ begitu pesawat mendarat. Kisah ini dimuat dalam New York Times tahun 1943.
Menurut Arbuckle (1986). Proses pembuatan es krim terdiri dari:
11.     pencampuran,
 2.     pasteurisasi, 
 3.     homogenisasi,
 4.     pendinginan, 
 5.     freezing atau pembekuan,
 6.     hardening atau pengerasan, dan
 7.     penyimpanan 

 
Pencampuran dilakukan dengan memanaskan terlebih dahulu bahan cair dalam bejana pencampur sampai kira-kira 40-50°C, kemudian bahan-bahan kering seperti gula, bahan pengemulsi dan bahan penstabil ditambahkan dan dicampur supaya larut dengan baik. Pasteurisasi dilakukan dengan tujuan untuk membebaskan adonan dari bakteri patogen, membantu melarutkan bahan, memperbaiki flavour dan mutu simpan. Pasteurisasi adonan dilakukan pada suhu 68,3°C selama 30 menit atau pada suhu 71°C selama 30 detik. Proses homogenisasi biasanya dilakukan pada suhu 62,8-76,7°C. Proses ini bertujuan untuk mencegah globula lemak bersatu, untuk mengurangi waktu yang diperlukan bagi proses aging campuran itu dan untuk mempengaruhi kekentalan sehingga tekstur dan body es krim menjadi lebih baik. Setelah proses homogenisasi, adonan harus cepat didinginkan sampai 0-4°C agar tekstur es krim menjadi halus, kekentalan berkurang dan pertumbuhan mikroba menjadi lambat. Proses aging diperlukan untuk memberi kesempatan bahan penstabil bekerja. Selama proses ini berlangsung, terjadi perubahan-perubahan antara lain penggabungan bahan penstabil dengan air, pengerasan lemak dan peningkatan viskositas.  Setelah itu proses pembekuan harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah pembentukan kristal es yang kasar. Pengerasan es krim umumnya dilakukan dalam suhu -45°C sampai -23°C selama 24 jam (Arbuckle dan Marshall, 1996).
Setelah proses pembuatannya selesai, es krim dikemas dalam berbagai bentuk, antara lain cone, cup, dan stik. Dahulu, es krim selalu disajikan dalam mangkuk atau gelas minuman. Kini, setelah ditemukannya cone, cup, dan stik, es krim bisa leluasa dijual bebas di jalan-jalan.
Menurut Reinders dalam Surya (2006), berdasarkan bentuk kemasannya, es krim dapat dibedakan menjadi tiga bentuk utama, yaitu:
1. Cone. Cone terbuat dari adonan biskuit yang berbentuk kerucut. Es krim semula hanya dapat dijual di toko kue atau restoran karena ditempatkan di mangkuk atau dijadikan minuman. Semenjak cone ditemukan, es krim dapat dijual lebih luas di jalan-jalan.
2. Cup. Kemasan bentuk cup berawal dari gelas karton untuk minuman yang dikembangkan menjadi wadah untuk es krim. Es krim didalamnya dimakan dengan menggunakan sendok kayu.
3. Stik. Es krim dikemas dengan menempel pada tungkai kayu yang panjang didalamnya. Ujung kayu yang lain dapat dipegang oleh konsumen sehingga mempermudah pengkonsumsian tanpa mengotori tangan.
Jadi, Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan udara. Sel-sel udara yang ada berperanan untuk memberikan texture lembut pada es krim tersebut. Tanpa adanya udara, emulsi beku tersebut akan menjadi terlalu dingin dan terlalu berlemak. selain itu es krim juga memiliki manfaat bagi kesehatan jika tidak dikonsumsi secara berlebihan.
Kandungan gula tinggi dalam es krim yang nyaris lansung memicu pasokan serotonin dalam tubuh. Serotonin mempunyai nama IUPAC yakni 5 – hidroksitriptamin yang sering disingkat 5-HT. Senyawa ini merupakan dibiosintesis di tubuh dari turunan dari tripofan. Serotonin inilah bersama dengan katekolamin (Catecholamines – eng) berberap sebagai neurotransmiter yang meregulasi suasana hati. Serotonin banyak ditemukan diotak. Umumnya, pria yang sukses memiliki aktivitas serotonin otak yang tinggi. 

Es Krim dapat Meningkatkan rasa senang dan Gembira?


Mekanismenya 
           Gula (glukosa) es krim lansung diolah tubuh dan dialirkan ke dalam aliran darah dan memicu produksi insulin dan asam amino berupa triptpfan. Dengan adanya kadar insulin maka glukosa dan asam amino dipasok banyak ke dalam otot sebagai energi. Sementara triptofan dialirkan ke otak dan dibiosintesis oleh tubuh menjadi serotonin. Nah serotonin ini kemudian berperan sebagai hormon tubuh untuk mengatur perasaan menyenangkan dan santai meski dalam jangka waktu pendek. Selain itu, serotonin berperan juga sebagai vasokonstriktor yang ampuh; membantu pengaturan tekanan darah dengan mengecilkan pembuluh darah – bagi tubuh dalam kadar normal dibutuhkan untuk pemeliharaan suhu tubuh, membantu termoregulasi dan mencegah hipotensi.
          Lalu, dengan adanya serotonin ini penyakit migran bisa disembuhkan. Hal ini karena kadar serotonin dalam otak dipengaruhi oleh asupan makanan yang kaya akan karbohidrat. Meski penggunaan es krim menimbulkan efek lainnya dikarenakan zat adiktif terkandung didalamnya yang tidak sesuai dengan tubuh.
Namun makan es krim terlalu banyak bisa mengantuk. hal ini disebabkan konsumsi glukosa (baik es krim maupun makanan yang lainnya) yang berlebihan akan meningkatkan kadar insulin yang berakibat “mabuk gula”; berefek mudah mengantuk dan pikiran berkabut tak tertahankan. Pasalnya, serotonin dijadikan oleh tubuh sebagai prekusor biosintesis melatonin yang berperan pada rasa mengantuk dan bangun tidur.
Gimana teman-teman? ternyata makan ice cream ada manfaatnya juga kan..










Tidak ada komentar:

Posting Komentar